Dibalik btjfzra

Banyak banget yang bilang, “itu nickname apaan sih???”, “aneh”, “ntah apapun!!”, dll. Hahhahg. Awalnya sih, aku juga ngerasa aneh dengan nama ini. Tapi ternyata ada beberapa fakta yang bersangkutan dengan nickname tersebut.

….

#1. Berawal dari Facebook

Dulu, profile facebook ku, “alay pake bet XD”. Namanya gak pernah jelas. “Sang misteri Fcn’ers”, “Gw Tetap Ngesot”, “Inginkan Dewi Fortuna Fcn’ers”, hahhhahg, dan banyaklagilah. Termasuk btjf ini, yang singkatan dari “Berakhir Tanpa Jejak Fcn’ers”, apaan coba???

#2. Fcn’ers — Masanya Friendster

Nah, dulu yang pernah punya friendster ingatkan, background profilenya bisa diganti2. Nah, karena aku termasuk pengguna aktif yang cukup alay XD (lagi2 alay), hampir tiap minggu ada aja pembaruan profile. Dan ketika mencari layout gratisan, nemu deh website chattingan “FriendsterCode.Net”. Hehhee, teman2 Fcn’ers, nih, aku juga mau pengakuan. Kalau kalian masih ingat/kenal, nicknameku DERA. Nama lengkapnya DERA ANASTASYA. XD. Maaf ya, yang merasa ditipu. Sebenarnya aku malu (pada saat itu) mengakui aku masih kelas 1 smp, sedangkan member yang lain dah pada sma, kuliah, bahkan kerja. Pengaruh juga tuh sama perkembangan facebookku pertama kali, baik nama asli maupun foto asli. Hahhahahg, buat yang masih ingat lagi, dulu yang pling kontroversial adalah foto harimau kecilku XD. Itu…itu aja pp fbnya. Sekarang, seiring dengan perkembangan zaman, friendster dah gak aktif lg, begitu juga dengan FriendsterCode.Net. Chattingan yang gak ada habisnya, (walaupun kebanyakan bahas yang gak penting), tapi lumayan banget buat nambah channel. Keep easy going aja guys, kalian tetap asyik dibawa cerita kok!!!

#3. Awal kepikiran “Berakhir Tanpa Jejak”

Dulu sih, aku masih mikirnya dangkal, “kan aku sering gak keliatan di medsos2 yang kupunya. Selain karena nama yang sering gonta-ganti, modem di rumah juga gak menentu bisa apa nggaknya dipakai. Ya udah, biar sekalian penasaran aja semua, dibuatlah sebuah nama Berakhir Tanpa Jejak, ntah kapan mengawali, dan ntah kapan pula mengakhiri”. #eeyyaaakkk Pemikiran apa ini.

#4. Awal kolaborasi tim BTJF dengan ZRA (XD)

Sebenarnya aku fine2 aja sama identitas “btjf” ini. Tapi kalo diliat-liat, gak ada huruf vokalnya. Ntar orangnya juga gitu, flat/mati semua hari-harinya (waduhh, kedaleman yaa XD). Nah, kebetulan kan namaku kebanjiran huruf a (cuma 7 juga ;”D), jadi aku pengen aja ada “A” di identitasku. Dan karna kebanyakan orang memanggilku “EZRA” bukan “ESRA”, ya udah yang kupake ZRAnya. Lagian aneh juga sih kalo harus maksa pake “SRA”, jadinya “BTJFSRA”, ya ampuunnn ganjil banget liat namanya.

#5. Peneguh Penggunaanya

Jadi, awal dari kontrakku dengan BTJFZRA (hahhhahg, sama nama sendiri ngontrak, pantesan aja masih jomblo <*lohhh :D>), adalah waktu dapat mata kuliah sketsa di jurusanku, semester 1.

Dosen: “Yang bisa jawab saya kasi spidol baru”

Aku: (Sumpah, spidol?? Lumayan buat doodling,,,,apa yaa,,,apa yaaa???)

DKV F: ini pak!! itu pak!! begini!! begono!!

Dosen: Hahha, salah semua.

DKV F: Hah??? jadi apa pak?

Dosen: Identitas. Seniman itu harus punya identitas. Percuma dong kalau karyamu bagus tapi orang lain gak bisa mengenali bahwa itu karyamu. Kalau gak punya identitas juga karyamu bisa dibajak”

Dan akhirnya tidak ada yang mendapatkan spidol baru tersebut, HAHHAHAHA (#devillaugh)

(gitu gak sih jalan ceritanya?? ya kira-kira begitulah. Agak pikunan semenjak off minum kopi XD).

Nah sejak itulah, aku harus mikir, identitasku apa yaa?? Masa “Gokong” (ini singkatan dari sunggokong __ teman2 bilang sih karena aku terlalu lasak (aduuhh, kata lain selain lasak <bahasa batak>, bingung), ya pokoknya hiperaktif gitulah (gak penting :D).  Atau masa “echa”, panggilan smp-sma. Aduuhhh imut-imut, ingin mutut dengarnya, hahhhahg. Nama asli gitu??? Ahhh, janganlah terlalu mainstream. Ya udahlah, pakai nickname pamungkas aja BTJFZRA. Dan jenggjengg, ini dia. Kalau kamu ketemu yang namanya “btjfzra” (mudah2an gak ada btjfzra bajakan), itu aku, wanita cantik, baik hati, pemurah, rajin menabung pula. (hahhhahhag, luipakan, yg terakhir juga. Apanya menabung, tiap hari kantong juga kempes dipake buat alat nugas dan tuntutan perut :D).

#6. Real Story with “BTJF”

Bukannya jadi pintar-pintaran menghubungkan kesegala arah sih. Tapi, ada banyak kesamaan arti identitasku dengan hidupku. Misalnya nih ya,

(Yang Pertama)

( waktu bercita-cita bakalan jadi taruni. Sial banget gak sih, kenanya waktu kelas 3 sma. Kena gak waktu kelas 2, atau kapanlah, biar sempat tercover sakitnya.

….

(Yang Kedua)

( kenapa coba waktu sma kelas 2 aku harus kehilangan uang 1 juta, buat pembayaran asrama dan uang sekolah. Kenapa hilangnya sejutaa???

…..

(Yang Ketiga)

( kenapa dulu aku bisa cari uang itu gampang, tinggal ikut lomba lari, juara dan langsung dapat uang. Dan itu terjadi beberapa kali, 400 rblah, 200 rb, dan ntahlah (lupa berapa lagi nominalnya). Malah ketika aku kehilangan uang sejuta, aku kalah, dan 2 minggu kemudian aku mengalami cedera lutut, off berlari. Ikutan lomba ini itu pun tak ada yang menang, kemana prinsip “Mencari uang itu gampang?”

…..

(Yang Keempat)

( kenapa aku harus lebih milih DKV ketimbang STAN pada masa itu? (Untuk cerita STAN itu ditulisan yang berikutnya aja ya, guyss ( ). Sekarang malah ngeluh, kebeban, dan apalah itu. Kenapa??? Semua yang kuharapkan terjadi itu berakhir gitu aja dan pasti jawabannya mucul belakangaaann banget. Oohh iya,,

…..

(Yang Kelima)

( Aku masih cewe normal jugalah kan. Pasti pernah naksir orang. Tapi tau nggak faktanya. Dari sekian banyak (sekian??? Hahhhhag, ngenes banget sih) yang aku taksir, tak satu pun yang berakhir dengan bahagia. *Aiiihhh. Pasti yang aku suka, beberapa waktu kemudian pacaran, semua gitu. Sakiitt tauuu, sakiitt (*eeyyaakkk XD). Gimana rasanya, kamu yang udah sering-sering mandangin jauh-jauh, yang selalu berusaha bersikap abnormal (*loohh :D) kalau ketemu dia, yang selalu bersikap tangguh, ceria, dan berusaha pintar dibidangku (konteksnya olahraga sama seni ya), taunya malah berakhir dengan orang lain. (mau cerita lengkap tentang mereka dan aku??? Tunggu segmen selanjutnya yaa <KEPEDEAN BANGET, SRA XD>). Nggak sampe di sma, kuliah juga gitu. Jadinya yaa, gitu deh, udah gak kepikiran lagi buat pacaran-pacaran dan apalah itu namanya (lebih tepatnya belum dan bukan sekarang yaa, ntar juga ada masanya kok). Cuma sakit aja patah hati terus-terusan (*eeyyaaakkk…*eeyyyaaaakkk XD). Semua perasaanku, berakhir tanpa jejak, iya kan???

Sebenarnya masih ada beberapa lagi. Tapi itulah yang lumayan penting dibandingkan kisah yang lain fakta hidupku yang sok-sok disangkut pautkan dengan “Berakhir Tanpa Jejak”. Tapi ada bagian yang salah dari persepsiku dengan jawaban dari kelima pokok masalah itu, dan ini pula bagian kesukaanku.

……

(Yang Pertama)

( Jawaban ini kudapat setelah setahun tahun kemudian, setelah aku mulai berpikiran jernih di suatu hari di Malang (tepatnya di tempat tongkrongan favoritku, Bawah Jemuran XD). Kenapa harus kelas 3?? Karena Dia tau aku adalah anak yang gak akan berjuang kalau gak ada target dan akan menjadi orang yang pesimis dalam memilih jalur ke PTN. Coba aja bayangin kalau aku jatuhnya pas kelas 2 semester awal. Awalnya pasti aku bakalan tetap berusaha menjaga kakiku biar gak kambuh lagi. Atau bisa jadi aku overprotektif dengan kakiku, jadinya males gabung sama temen-temen yang aktif naik gunung, gak bakalan gabung sama teman-teman yang senang olahraga sore, bakalan jalani hukuman khusus dan gak bareng-bareng mereka lagi, dan banyak kemungkinan lain yang akan terjadi seandainya semua terjadi sebelum kelas tiga. Dan aku juga bakalan pesimis bisa lulus SBMPTN, karena kemampuanku yang masih dibawah teman-teman yang lain, kemungkinan pun jika aku jatuh lebih awal, pesimis lebih awal, aku tidak akan menjadi anak DKV dan tidak dipertemukan dengan keluarga baruku di Malang yang membuka pikiranku banget. Ini bicara tentang takdir.

…..

(Yang Kedua)

( Jawaban atas masalah ini udah kudapat sejak aku berhasil mendapatkan jurusan yang tepat untukku. Jadi yaa, sadarnya cukup awal. Jadi gini. Waktu aku kehilangan uang itu, aku gak ingat betul hilangnya gimana, karena yang kutau dia hilang tanpa jejak XD. Hilang sepaket dengan dompetku. Aku gak mau ceritain ini ke mamaku (akhirnya ketauan juga sih, mama baca tulisan-tulisanku. Diary sih di kertas-kertas, nggak dibuku XD) dan berusaha buat nyari uang itu dalam waktu 6 bulan. Target terdekatnya adalah natal, pada waktu itu. Sebenarnya, sebelum bulan desember pun aku sudah berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 500.000,00, dari penjualan kartu ucapan keteman-teman. Ya lumayan bangetlah, tapi ya gitu, makin berkurang lagi waktu belajarnya. Hampir 2 malam tiap satu minggu dapat kerjaan. Sebenarnya setelah dipikir-pikir, seandainya yang hilang itu kisaran 100 rb, pasti yang terjadi hanya nagis dan menghemat besar-besaran. Tapi nggak. Tuhan itu gak mau aku cuma bisanya nangis, tunggu sebentar, lalu taaadaa sebuah keajaiban terjadi. Sekali lagi nggak. Dia mau aku berusaha terlebih dahulu. Dia mau liat kesungguhanku untuk berusaha itu sejauh apa sihh?? Dan tau nggak, karena keberhasilanku berjualan kartu inilah, aku mendapat pencerahan untuk semakin berpegang teguh pada cita-cit baruku, menjadi seorang desainer. Seandainya yang hilang bukan satu juta, aku tidak akan pernah mulai sebagai pengusaha kecil-kecilan. Seandainya yang hilang bukan satu juta, aku gak akan pernah mengubah mind set mencari uang itu gampang, tinggal ikutan lomba ini itu lalu langsung dapat uang. Seandainya dompet beserta isinya tidak hilang tanpa jejak, aku tidak akan punya perjalanan sekompleks itu.

……

(Yang Ketiga)

( Sebenarnya, ini ada kaitannya dengan yang kedua. Nemu jawabannya pun hampir bersamaan. Itu adalah hal tersombong yang pernah terpikirkan olehku. Pada saat kejadian itu, aku sempat berpikir, ohh iyaa, nanti kan ada “HAORNAS” ya udah ikut lagi ajalah, lumayan tinggal 500 rb lagi. Dan tau apa yang terjadi??? Terjadilah sebuah kekalahan yang benar-benar tak kuduga. Jika sebelumnya aku berlari mendekati beberapa ratus meter sebelum garis finish masih ada yang teriak-teriak, “Ayoo dekk, kau masih bisa menang”, “ayoo, ayoo!!”, pada saat itu sepi. Aku yang sebelum-sebelumnya tidak akan melewatkan sebuah pun aqua gelas dari panitia, kali itu tak kuindahkan lagi, pikiranku hanya fokus ke juara dan uang. Dan ketika sudah mendekati garis finish, aku merasakan kekosongan yang sangat menyakitkan. Akhir dari sebuah perjuangan yang tidak diharapkan. Garis finish tidak dikerumuni panitia lagi. Garis finish tidak dibanjiri teriakan penonton lagi. Kosong benar-benar kosong. Tidak ada yang menyambutku disana, bahkan sekedar memberikanku aqua untuk menyegarkan dahaga. Dimana mereka semua??? Tepat pada saat aku sampai digaris finish terdengarlah suara dari speaker, “iyaa para juara sudah bisa memasuki bagian administrasi”. Aku yang memang akan selalu terjatuh lemah ketika sampai di finish, kali itu benar-benar dalam kondisi lemah. Aku bingung. Aku panik, emosi, bahkan aku menangis sejadi-jadinya dipinggir jalan itu. Kenapa sekarang kalah??? Apa yang akan kulakukan selanjutnya dengan kehilangan itu???? Setelah hari itu pun aku tak berhenti berusaha mencari uang. Namun tetap berakhir dengan kegagalan. Aku ikut lomba desain logo, kalah. Aku ikut lomba Canson tentang lingkungan, ternyata aku membeli produk yang salah dari ketentuan lomba. Aku sudah persiapan menjalin kerjasama dengan sebuah toko untuk berjualan kartu ucapan dan hand-craft lainnya, gagal karena waktu yang kuhabiskan dirumah sakit untuk pemulihan lebih lama, dibandingkan untuk itu. Dan itu cara-Nya untuk mengubah mind setku. Jalannya benar-benar tak terduga untuk selalu memperbaharuiku dan menyadarkanku. Sejak itu aku tidak menyepelekan siapapun yang berusaha mencari uang demi alasan apapun, bahkan berusah untuk menyelesaikan masalah keuanganku sendiri tanpa melibatkan orang banyak, bahkan orang tua sekalipun. Jalan-Nya benar-benar tak terselami.

…..

(Yang Keempat)

( jawaban ini benar-benar kudapatkan setelah setahun kuliah. Aku adalah seorang anak yang cukup keras jika sudah memegang satu tujuan. Apalagi cita-cita sejak kecil. Bukan perkara yang mudah untuk mengubah konsep pemikiranku, seorang taruni menjadi seorang mahasiswi, sulit sekali. Dalam menentukan pilihan kelulusanku pun, bukan perkara yang sederhana untuk menentukan aku lebih memilih yang mana. Karena faktanya, jurusan Desain Komunikasi Visual, masih terdengar asing di daerhaku, bahkan aku sekalipun. Masih banyak ketidaktahuan akan masa depanku. Masih banyak yang berpendapat bahwa aku akan berakhir menjadi seorang guru seni. Bahkan tak jarang, setiap aku bertemu mereka, akan sangat menyayangkan kelulusanku di STAN ditahap pertama, dibandingkan lulus di DKV Universitas Negeri Malang, yang jujur, ini adalah universitas yang kudapat dari sebuah buku SBMPTN, dan hanya sebuah pilihan ketiga. Kenapa aku harus memilih ke Malang?? Aku sering bertanya ke kakak KTBku, kakak tingkat, maupun teman-teman seangkatan, “Kapan doa itu dijawab kak? Bagaimana kakak mengerti jawaban Tuhan mengenai doa-doa kita itu??”. Dan mereka hanya menjawab tetaplah bertekun dalam doa, dan selalu lakukan yang terbaik, nanti pasti ada jawabnya. Aku bisa mengelompokkan diriku sebagai bagian dari orang yang tertekan dengan hidup. Dan setelah mendengar jawaban yang begitu sederhana dan tampak tiada penyelesaian itu, aku mengamuk, dan menganggap semua orang sebagai omong kosong. Aku hanya berjalan dengan sebuah tekanan dan selalu menunggu apa jawaban doaku mengenai pilihan ini??? Masih setengah tahun aku berada di kampus itu, aku sudah dipercayakan menjadi bendahara dikelas dan ikut ambil bagian dalam kepanitiaan natal IMAKRIS UM. Untuk pertama kalinya aku ikut mengamen dijalan dan jualan baju bekas dipinggir jalan, dan aku sungguh menikmatinya. Setiap malam aku merasa bisa berteriak sebebas-bebasnya dijalanan. Sejenak melepaskan kepenatan hari-hariku dan mengumbar tawa dengan teman-teman seiman. Aku disibukkan dengan kegiatan yang cukup memakan bagian dari otakku yang memikirkan tentang hidupku. Bahkan pada 12 Januari 2015, aku beserta dengan teman-teman yang lain disahkan menjadi pengurus baru di IMAKRIS UM periode 2015/2016. Yang bersyukurnya lagi, aku dipercayakan menjadi Koordinator bagian Perlengkapan. Ini merupakan kebahagiaan yang sungguh-sungguh luar biasa. Baru pertama kalinya aku dipercaya menjadi seorang pemimpin, walaupun masih sebatas koordinator. Semakin banyak pelajaran yang kudapat setelah aku semakin bertumbuh didalam posisiku sekarang. Dan, oohh iyaa,,, jawaban kenapa aku harus memilih DKV, karena ternyata Dia mau mengubahkan mentalku terlebih dahulu. Ia benar-benar ingin mempersiapkan aku sebagai seorang mahasiswa yang utuh melalui kampus ini. Ini adalah Project Of God, membukakan pikiranku bahwa jalan yang terbaik bukan jalan yang kita anggap benar, namun yang baik dimata Tuhan. Ini alasan kenapa aku disini. Untuk masalah kelanjutan STAN (mungkin aku akan menuliskan kisah selanjutnya, setelah aku mendapatkan hasil dari doaku tentang”nya”).

……

(Yang Kelima)

( Sebenarnya ini gak penting-penting amat sih, hahahhhag. Hanya saja, mungkin Ia tidak ingin aku terlena dengan masa “percintaan” itu dan tidak fokus dengan tujuan hidup yang harus kupenuhi terlebih dahulu. Prinsip yang sering kupegang sih, “Sedangkan masih jomblo aja banyak mata kuliah yang belum lulus, gimana kalau pacaran???Gak lulus kuliah!!” XD. Sebagai seorang jomblo yang berbahagia, aku ingin mengumbarkan kebahagiaanku itu kepada kalian. Semua indah pada waktunya kok. Doakan saja. Kalau memang Tuhan merasa kau butuh seorang pasangan, pasti dikasih sekarang. Tapi kalau memang belum, berarti kamu masih harus melanjutkan harimu dengan kemandirianmu dan mencapai satu hal dulu sebelum kamu benar-benar siap melepas status “JOMBLO” itu. Singkatnya, have fun ajalah bro, selagi masih jomblo, hahahhhag XD

……

Ngomong-ngomong kalian nyampe gak yaa, ke bagian ini??? Atau udah keburu ngantuk, tertidur, atau bahkan menutup site ini, atau browsernya, atau bahkan shut down laptop, atau memukul laptop sampai pecah???? Hahhhhag, ironi sekali. Tapi mudah-mudahan sampai yaaa XD. Ya intinyaa, hidupku (kita) penuh dengan pertanyaan, hidup kita akan banyak menemui kisah yang berakhir tanpa jejak, namun akan selalu ada jawaban atasnya. Yuk, berpikir lebih dalam soal masalah dan tantangan hidupmu bersama Tuhan. Kamu akan semakin dikuatkan lewat hal-hal itu 🙂IMG_20150701_043530

Tinggalkan komentar